Ku Perkosan Tubuh Molek Tante Anisa
Ku Perkosa Tubuh Molek Tante Anisa
Siang itu, aku berhenti di depan sebuah warung kecil. Mau beli Djarum Super. Baru sekali ini aku ke warung ini.
Seperti aku bilang tadi, aku mau beli Djarum Super. Rokok biasanya dipajang di bagian depan warung. Saat itulah kulihat seorang perempuan tengah nungging membelakangiku. Kelihatannya ia sedang menata barang dagangan.
Kalian pasti membayangkan aku melihat paha yg tersingkap di balik rok. Jangan keliru dulu. Yg kulihat justru perempuan dengan busana serba tertutup.
Ia pakai gamis panjang sampai mata kaki. Tetapi justru itu menariknya. Perempuan ini memakai gamis dari bahan halus berwarna biru muda.
Kelihatan juga ia berjilbab biru tua. Jilbabnya panjang. Ujungnya sampai ke pinggulnya. Pada posisi menungging gitu, bagian muka jilbabnya jatuh sampai ke lantai. Dari celah jilbab di bawah lengannya terlihat tonjolan teteknya lumayan gede juga.
Yg pertama menarik perhatianku justru bokongnya. Dari belakang terlihat bundar. Di bundaran itulah terlihat cetakan garis celana dalamnya.
Entah mengapa aku jadi tertarik mengamati terus gerakan bokong perempuan itu. Sekitar lima menitan aku pandangi bokong itu. Yg terlihat di mataku kini bercampur dengan imajinasi bokong telanjang.
Tambah parah lagi karena sekali perempuan itu menggaruk pantatnya tanpa sadar ada yg mengawasi. Tanganku rasanya gatal, ingin mengelus dan meremas pantat bundar itu. Akhirnya, perempuan itu menyadari kehadiranku. Ia menoleh ke belakang dan terkejut.
“Eh… mau beli apa pak ?” katanya di tengah keterkejutannya.
Aku lebih terkejut lagi. Ternyata, perempuan ini sangat cantik. Usianya memang tak muda lagi. Mungkin sudah sekitar 30 tahunan. Tapi wajahnya itu lho yg bikin aku nggak bosan memandangnya. Putih, amat putih malah, bersih dan lembut…..
Ku Perkosa Tubuh Molek Tante Anisa – Aku berlagak mencari-cari barang sambil terus menerus mencuri kesempatan memandang wajahnya. Sesekali kuajak ngobrol dia. Suaranya juga lembut, selembut wajahnya. Pikiranku mulai ngeres. Membayangkan rintihannya ketika memeknya ditembus k0ntolku.
Dari ngobrol itulah kutahu bahwa dia seorang ibu dengan tiga anak. Yg paling besar baru kelas 5 SD. Kaget juga aku waktu tahu dia sudah punya 3 anak. Menurutku, dia bahkan pantas jadi mahasiswi semester I. Suaminya kerja dan baru pulang sore. Anak-anaknya sedang sekolah.
“Jadi sendirian nih, Mbak ?” komentarku, keceplosan saking penasarannya
“Iya, Pak. Sebentar lagi anak-anak juga pulang,” jawabnya tanpa curiga.
Aku masih asyik dengan bayangan tubuh telanjangnya ketika ide jahat melintas begitu saja. Itu terjadi ketika kulihat sebilah pisau dagangan yg dipajang. Cepat sekali itu terjadi. Aku asal saja mengambil barang-barang dan kutaruh di meja kasir di hadapannya.
Aduh, Mbak… saya kok kebelet pipis. Bisa numpang ke belakang nggak ?” kataku, mulai menjalankan rencana jahatku.
"Ehm… gimana ya….?” katanya ragu. Aku tahu ia ragu, karena ia sendirian di rumah.
"Gimana nih…. udah nggak tahan, Mbak,” kataku sambil demonstratif meremas selangkanganku di hadapannya.
Kulihat wajahnya memerah.
"Eh…. tapi tunggu sebentar ya… kamar mandinya berantakan. Saya rapikan sebentar,” sahutnya sambil bergegas ke dalam.
Aku langsung menutup pintu warung dan menguncinya. Lalu, kuambil pisau dan menyusul perempuan tadi. Sekilas kulihat ia keluar dari kamar mandi dan menaruh BH ke mesin cuci.
"Gimana ? Dah nggak tahan nih,” kataku lagi sambil meremas selangkanganku dan melangkah ke arahnya.
Ibu muda itu kelihatan polos karena melihatku ada di dalam rumah. “Ehm… sudah, silakan,” katanya dengan wajah menunduk.
Karena menunduk itu, ia kaget betul waktu aku berhenti di depannya. Ia mengangkat wajahnya dan seketika terlihat pucat waktu kuacungkan pisau ke arah perutnya.
"Angkat tangan dan jangan melawan !” kataku setengah berbisik.
Ia tampak ketakutan betul. Tangannya segera terangkat. Kusuruh ia berbalik menghadap tembok. Kedua tangannya kemudian kuturunkan dan kuikat dengan BH yg kuambil dari mesin cuci. Lalu, kuputar tubuhnya hingga menghadapku.
"Jangan… tolong, jangan apa-apakan saya…” katanya dengan suara gemetar.
Ku Perkosa Tubuh Molek Tante Anisa
"Jangan takut, saya cuma mau senang-senang sedikit,” kataku sambil menjulurkan tangan ke dada kanannya yg tertutup jilbab lebar.Ibu muda ini memek kecil yang masih rapat… Wow… teteknya terasa kenyal dan mantap.
"Kamu nggak pake BH ya ?” kataku sambil mencubit putingnya dari luar jilbab. Ia terus menggeliat-geliat sambil merasakan sentuhan tangan ku. . .
"Siapa namamu ?” kataku sambil memencet putingnya agak keras.
"Aduh…. aduh… Anisa… aduh, jangan keras-keras….” ia merintih-rintih.
Kulepaskan jepitanku pada putingnya. Tetapi kini tanganku mulai merayap ke perutnya yg ramping. Terus turun ke pusarnya dan akhirnya berhenti di selangkangannya. Kuremas-remas gundukan memeknya.
"Akhh… jangan… jangan….” Anisa menggeliat-geliat.
"Jangan takut Mbak… saya cuma mau main-main sebentar…” kataku lalu berlutut di hadapannya.
Tanganku kemudian masuk ke balik vaginanya. . . Menyusuri kulit tungkainya yg mulus. Lalu perlahan kutarik turun celana dalamnya. Perempuan itu mulai terisak. Apalagi, kini kupaksa kedua kakinya merenggang.
Kuangkat bagian bawah gamisnya sampai ke pinggang. Wow… indah sekali. Memeknya mulus tanpa rambut. Gemuk dan celahnya terlihat rapat. Tak sabar kuciumi memek cantik itu…
Perkosa Wanita Berjilbab
Lidahkupun berusaha menerobos di antara celah memeknya. Agak sulit pada posisi seperti itu. Maka, kugandeng Anisa ke kamarnya. Setengah kubanting tubuhnya ke atas ranjangnya sendiri.
Ibu muda itu menjerit-jerit kecil ketika dengan kasar kucabik-cabik gamisnya dengan pisau. Sampai akhirnya, tak ada sehelai kainpun kecuali jilbabnya.
Kupandangi tubuh yg putih mulus itu. Kedua kakinya menjuntai ke tepi ranjang. Teteknya berguncang-guncang ketika ia menangis. Dengan penuh nafsu kucengkeram kedua teteknya dengan kedua tanganku, lalu kuciumi kedua putingnya. Sesekali kugigit-gigit benda mungil itu.
“Jangan berteriak keras-keras ya. Cukup mendesah-desah saja. Kalau Mbak Anisa berteriak terlalu keras, aku bisa marah dan kupotong puting Mbak ini,” kataku sambil menjepit puting kanannya, menariknya ke atas dan menempelkan mata pisau ke sisinya. Anisa tampak ketakutan dan menggigigit bibirnya.
Aku kemudian melorot turun. Wajahku tepat di hadapan selangkangannya. Kuangkat paha perempuan itu hingga terentang lebar, lalu kudorong ke arah tubuhnya. Kini tubuhnya melengkung dan pangkal pahanya terangkat ke arah wajahku. Perlahan, lidahku menjilat alur lubang memeknya dari bawah ke atas.
“Eungghhhhh….” terdengar Anisa mengerang.
Tak sabar, aku menguakkan bibir memeknya dengan jemariku. Lebar-lebar sampai terlihat bagian dalam lubang memeknya yg pink dan lembab.
Jantungku berdegup kencang. Baru kali ini aku melihat dari dekat bagian dalam lubang memek selain milik istriku. Lebih berdebar lagi, karena memek yg satu ini milik seorang perempuan alim berjilbab lebar.
Antara degup jantung dan dorongan gairah itu, kujulurkan lidahku sejauh-jauhnya ke lorong itu. Soal rasa tidak penting kuceritakan. Tetapi, sensasinya itu yg luar biasa. Tubuh Anisa bergetar hebat diiringi erangan dari mulutnya. Hampir tak henti-henti ia meratap-ratap diiringi isaknya.
“Jangan… jangan…. ouhhhh…. jangan…. “
Ratapannya makin menjadi-jadi saat lidahku menyerang klitorisnya dengan sapuan yg intens. Istriku bisa menjerit-jerit histeris jika itu kulakukan pada klitorisnya. Kulirik Anisa memejamkan mata dan menggigit bibirnya. Kepalanya menggeleng-geleng.
Kutusukkan dua jariku dan mengaduk-aduk memeknya. Akibatnya lebih hebat lagi. Anisa merintih-rintih dengan suara yg mirip seperti suara istriku menjelang orgasme. Memeknya terasa amat basah. Cerita Mesum
Kugerakkan jariku makin cepat. Lalu, kusedot-sedot klitorisnya. Tiba-tiba, Anisa mengerang panjang dan kedua pahanya mengatup hingga menjepit kepalaku.
Tubuhnya mengejang-ngejang. Saat itulah kugigit bibir memeknya dengan gemas. Terdengar Anisa memekik kesakitan. Dari gelinjang kenikmatan, ia kini meronta-ronta kesakitan, berusaha menjauhkan pangkal pahanya dari gigitanku.
“Sakit….sakit, aduh… sakit… lepaskan….” rintihnya memelas.
Ku Perkosa Tubuh Molek Tante Anisa
Aku lepaskan gigitanku lalu kedua lututku menekan pahanya hingga mengangkang. Terlihat bekas gigitanku di memeknya. Tetapi bibir memeknya memang terlihat mengkilap oleh cairan memeknya sendiri.
“Kamu suka ya diperkosa ?” kataku sambil kali ini menusukkan tiga jari ke memeknya yg basah.
Orgasme Anisa tadi rupanya tertunda. Buktinya, ketika tiga jariku menusuk memeknya, otot-ototnya langsung bereaksi seperti meremas ketiga jariku. Ibu muda itu pun mengerang dan merintih….
“Ouuhhhh… jangannnhhh…aihhhh….oummmmhhhh…” desahannya makin menjadi ketika bibirku menangkap puting kanannya dan menghisapnya kuat-kuat.
Aku tahu perempuan ini orgasme saat mendengar rintihannya. Sangat mirip rintihan istriku ketika orgasme. Otot-otot memeknya juga mencengkeram tiga jariku sementara pinggulnya bergerak tak terkontrol.
Kupandangi wajah sayu Anisa dengan penuh nafsu. Dia menggigit bibirnya sendiri. Matanya terpejam. Tiga jariku masih menusuk memeknya yg terlihat amat becek. Tubuh telanjang ibu muda berjilbab ini terlihat bergetar menahan sisa-sisa orgasmenya. Ku Perkosa Wanita Berjilbab
Sampai akhirnya, Anisa benar-benar terkapar lunglai. Kedua tangannya masih terikat di belakang punggung, mengganjal pantatnya sehingga bagian pinggulnya mendongak ke atas. Tubuhnya bermandi peluh.
Kedua pahanya mengangkang lebar. Kutarik keluar tiga jariku, kunikmati pemandangan lubang memeknya yg membentuk huruf O dan perlahan mengatup kembali.
“Ok… sekarang giliranku,” kataku sambil menempatkan diri di tengah pahanya yg mengangkang.
Anisa cuma bisa menggeleng lemah saat kepala k0ntolku mulai menyusup di celah memeknya. Kupaksa ia mengulum tiga jariku yg berlumur lendir dari memeknya sendiri.
“Kamu belum pernah menjilat memekmu sendiri kan ?” kataku.
Anisa terisak-isak sambil mengulum tiga jariku yg berlumur lendir kemaluannya sendiri. Terlihat keningnya berkerut. Kepala k0ntolku sudah terjepit di mulut lubang memeknya yg terasa sangat basah.
Aku ingin memberinya sedikit kejutan. Tanpa peringatan sama sekali, langsung kuhentakkan k0ntolku jauh sampai ke dasar memeknya.
K0ntolku terasa menerobos lorong sempit yg berlendir. Suara benturan biji pelirku dengan pangkal pahanya terdengar cukup keras.
Reaksi Anisa juga luar biasa. Kedua matanya tiba-tiba membelalak. Kalau saja mulutnya tdk sedang mengulum jariku, mungkin dari mulutnya akan terdengar jeritan. Tetapi kini yg terdengar hanya gumaman tak jelas. Bahkan, jariku terasa agak sakit karena digigit ibu muda ini.
Tetapi yg jelas, k0ntolku kini terasa seperti diremas-remas oleh otot-otot memek perempuan berjilbab lebar ini luar biasa.
Dan aku mengoyang kan pinggul ku dengan seirama dengan sangaat kencang
lalu annisa semakin kliatan menikmatinya dengan desahan nya yang membuat gairahku makin menjadi.
" akkhh.. ohh.. mass,... enakkk.. mass... akhh .... " desah annisa
"Aku juga enaaakk sayangg... nikmati saja sebelum anak mu pulang akkhh..akhhh... "
dan gak lama tiba tiba ada semburan hangat yang menyerang kontol ku dan terlihat tubuh annisa menggejang dan bergetar sangaaatt hebattt
" aakkkhhh.. akkkhh.. masss... annisa mau keluarr... akhhhh... "
" keluarin aja sayanggg... aaaaahhh.... mass juga maau nembak ne... mass keluarin di dalam aja yaa "
kataku sambil mendesah nikmat. dan aku pun menyusul orgasme annisa dan kami pun terkulai lemas.
kulihat wajah annisa yang tadinya ketakutakan karna ku perkosa kini dia tersenyum puas sambil mengatakan
" ternyata kontol mass besar juga yaa... lain x kalau memang mau berhubungan seperti ini gak perlu annisa di perkosa mass.. bilang saja pasti annisa kasih kalau rasanya bisa senikmat ini." kata annisa sambil melumat bibir ku.
dan aku pun membalas melumat bibir annisa yang tipis dan terasa sangaat manis karna lipstik merah yang di bubuh kan di bibirnya yang tipis. tapi setelah itu kita langsung bergegas pakai baju sebelum anaknya pulang sekolah dan melihat kejadian yang tidak seharusnya ada yang tau.
-TAMAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar