Kamis, 30 November 2017

TANTE MENGGODA ANAK SMP

TANTE MENGGODA ANAK SMP

HALLO PARA PEMBACA SETIA GAIRAH69KU. KALI INI FANIE SEBAGAI ADMIN GAIRAH69KU. MAU MEMBAGIKAN CERITA SEX  KARENA BANYAK YANG REQUEST SAMA SAYA UNTUK DI BUATKAN KISAH NYATA CERITA SEX TENTANG ANAK SEKOLAHAN YAA KALI SAYA AKAN MEMBERIKAN CERITA SEX TANTE YANG MENGGODA ANAK SMP. 

JANGAN LUPA DI BOOKMARK DENGAN CARA CTRL+D YAA.. UNTUK DAPAT CERITA TER- UPDATE SETIAP HARI SALAM HANGAT DARI SAYA STEFANIE GRACE SELAMAT MEMBACA DAN SELAMATT CROOTT YAA.. HEHEHEE

TANTE MENGGODA ANAK SMP
Tante Erni

Kejadian ini terjadi ketika Aku kelas 3 SMP, yah Aku perkirakan umur Aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante Erni ( biasa Aku panggil dia begitu ) orangnya cantik banget, 
langsing dan juga awet muda bikin Aku bergetar.

Tante Erni ini tinggal dekat rumah aku, hanya beda 5 rumah lah, nah tante Erni ini cukup deket sama keluarga Aku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumah Aku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah tante Erni ini lah yang bikin Aku cepet gede ( maklum lah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepat).

Biasanya tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atahu kadang-kadang celana pendek yang bikin Aku ser…ser…ser…Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang tv dan biasa juga Aku pura-pura nonton tv saja sambil lirak lirik.

Tante Erni ini entah sengsaja atahu engenggak Aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh ngangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser..ser lagi deh hmmm. Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengsaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih Aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan ( wuih Aku suka banget nih ).

pernah Aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ Aku sudah mulai suka sama tuh tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante.Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan mami Aku ngajak Aku pasti tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku.

TANTE MENGGODA ANAK SMP

Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka cerita hantu ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem pas waktu itu tante Erni mau ke WC tapi dia takut.

Tentu saja tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke wc sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Lalu tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke wc, yah Aku sih mau saja. Pergilah Aku ke dalam villa sama tante Erni , sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar wc eh malah tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut

“Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup tante takut nih ” kata tante Erni sambil mulai jongkok . Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga 

” serrr..rr..serr.psstt” kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat tante Erni kencing dalem hati Aku kalau saja tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmmmm. sampai-sampai Aku bengong ngliat tante Erni. “Heh kenapa kamu lex kok diam gitu awas nanti ke sambet” kata tante Erni “Ah enggak apa-apa tante ” jawabku “Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihat nya ke bawah terus sih ” tanya tante Erni. 

” Enggak kok tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek ? ” tanyaku. Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama cdnya “Kamu mau liat lex ? nih tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama mama kau ” kata tante Erni.


Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg deg an sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya vagina. Tante Erni membiarkan Aku memegang-megang vaginanya. “Sudah yah lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain kirain kita ngapain lagi ” kata tante erni
“Iyah tante ” jawab ku.

Lalu tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kita gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badan ku enggak enak. ” Lex kamu enggak ikut ? ” tanya mamiku,” Enggak yah mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah mah ” kataku ” Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi ” kata mami. 

” Erni kamu maukan tolong jagain si alex nih yah nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin ” kata mami pada tante Erni ” Iya deh kak aku jagain si alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah aku mau bawa itu buat pulang besok ” kata tante Erni.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan tante Erni berdua saja di villa , tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu. ” Kamu sakit apa sih lex ? kok lemes gitu ? ” tanya tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatanNya ” Enggak tahu nih tante kepala ku jug pusing sama panas dingin saja nih yang di rasa ” kataku. 

TANTE MENGGODA ANAK SMP

Tante Erni begitu perhatian padaku maklumlah di usia perkimpoiannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun. ” Kepala yang mana lex atas apa yang bawah ?” kelakar tante Erni padaku. Aku pun bingung ” Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita hanya satu jawabku polos, Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman ” kata tante Erni sambil memegang si kecilku. ” Ah tante bisa saja ” kataku ” Eh jangan2 kamu sakit gara-gara semalam yah ” aku hanya diam saja.

Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, ku bilang. ” Tante enggak usah deh tante biar alex saja yang lap, kan malu sama tante ” ” Enggak apa-apa tanggung kok ” kata tante Erni sambil menurunkan celanaku dan cd ku. Di lapnya si kecil ku dengan hati-hati , aku hanya diam saja ” Lex mau enggak pusingnya Hilang ? Biar tante obatin yah ” ” Pakai apa tan, aku enggak tahu obatnya ” kataku polos ” Iyah kamu tenang saja yah ” kata tante Erni.

kiukiudomino

Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali ini merasakan yang seperti ini. ” Achh…cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan cd tapi tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing. ” Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku ” Sudah kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok ” kata tante Erni.

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut tante Erni karena tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya ” Hhgggg….achhh.. tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut. Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badan ku pun mengejang keras ” Croott….ser.err.srett ” muncratlah air mani ku dalam mulut tante Erni, tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya.


Dan kurasakan vagina tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante Erni lembab dan agak basah. ” Enakkan lex pusingnya pasti hilangkan ” kata tante Erni ” Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante….” ” Sudah enggak apa-apa kok, oh iya sperma kamu kok kental banget wangi lagi, kamu enggak pernah onani lex ? ” ” Enggak tante ”. Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina tante Erni ” Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih ” Aku jadi salah tingkah. ” Sudah enggak apa-apa kok tante ngerti “katanya padaku ” Tante boleh enggak alex megang itu tante lagi ” pintaku pada tante Erni Tante Erni pun melepas kan celana pendek nya, kulihat celana dalam tante Erni basah entah kenapa.

 Tante kencing yah ? ” tanya ku ” Enggak ini namanya tante nafsu lex sampai-sampai celana dalam tante basah ” dilepaskannya pula celana dalam tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu tante Erni duduk di sampingku”, Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah tante lap ” katanya, Akupun mulai memegang vagina tante Erni dengan tangan yang Agak gemetar, tante Erni hanya ketawa kecil. ” Lex kenapa ? biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih ” kata tante Erni Dia mulai memegang penisku lagi ” Lex tante mau itu nih ”.

TANTE MENGGODA ANAK SMP

” Mau apa tante ” ” Itu tuh ” aku bingung atas permintaan tante Erni ” Hmm itu tuh punya kamu di masukin ke dalam itunya tante kamu mau kan ?” ” Tapi alex enggak bisa tante caranya ” ” Sudah kamu diam saja biar tante yang sajarin kamu yah ” kata tante Erni padaku.

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina tante Erni yang di tumbuhi bulu halus ” Lex jilatin donk punya tante yah ” katanya ” Tante alex enggak bisa nanti muntah lagi ”. ” coba saja lex ” Tante pun langsung mengambil posisi 69 aku di bawah, tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang tante Erni pun mulai mengulum penisku 

” Achhhh ….. hgghhhghhh. tante ”. Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina tante Erni seperti wangi daun pandan ( asli Aku juga bingung kok bisa gitu yah ) aku mulai menjilati vagina tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante Erni dan juga melepaskan kaitan bh nya , kini kami sama-sama telanjang bulat.


Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu. ” Kamu tahu enggak mandi kucing lex ” kata tante Erni. Aku hanya menggelengkan kepala dan tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat , ciumannya berlanjut sampai ke putingku dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.

Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun di jilatinya sampai aku merasakan anusku masuk keluar. Kulihat payudara tante Erni mengeras, tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku di kulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara tante Erni.

Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina tante Erni, langsung tante Erni ku baringkan dan aku bangun langsung ku jilati vagina tante Erni seperti mnjilati es krim. ” Achhh….uhh.hhghh.acch lex enak banget terus lex, yang itu isep jilatin lex ” kata tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya. Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya , banyak sekali lendir yang keluar dari vagina tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku ” Lex masukin donk tante enggak tahan nih ” ” Tante gimana caranya ? ”. Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok diatas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya.

Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan tante Erni pun mengejang hebat. ” Lex tante mau keluar nih eghhhh….huhh achh ” kata tante Erni Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina tante Erni.


mm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya ” Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang yah ” pinta tante Erni padaku Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi ” Achh … tante enak banget achhhh,….gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi. ” Tante alex kayanya mau kencing niih ” Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang nikmatnya.

Kamipun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante Erni yang hebat. Selesai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya permintaan tante Erni, tepat jam 4:30 kami menenggakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

” Lex kamu sudah baikan ? ” tanya mami ku ” Sudah mam , aku sudah seger n fit nih ” kataku ” Kamu kasih makan apa Ni, si alex sampai-sampai langsung sEhat ” tanya mami sama tante Erni ” Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus ku kasih saja panadol ” kata tante Erni.

Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobilpun aku duduk disamping tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyupir ditemani ibu herman di depan. Didalam mobilpun aku masih curi-curi memegang barangnya tante Erni. Sampai sekarangpun aku masih suka melakukannya dengan tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan tante Erni.

Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini tante Ernipun sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami tante Erni ternyata ejekulasi dini. Kinipun aku bingung akan anak itu. Yah begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante Erni yang nasibnya sama seperti tante Erni mempunyai suami yang ejekulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda. 

-TAMAT-


Kini Telah Hadir Permainan Games KiuKiuDomino Terbaru Dan juga seru, Games Judi Online Yang Terpecaya Dan Menguntungkan Pada Saat Ini...
Kami Agen Yang Bergabung langsung Dengan Agen pokerV

kiukiudomino

Ayo Segera Bergabung Dengan kami @Kiukiudomino Me
Cukup 1 ID Anda Sudah Bisa Memainkan 7 Game.


Dan Nikmati Promo Bonus Special yang ada di @KiuKiuDomino me | Agen Domino Terbaik.

- Promo Bonus TurnOver 0,3% Yang dihitung per-minggu dan di bagikan Setiap Hari Selasa
- Bonus Refferal 20% Sampai Seumur Hidup
- Bonus Jackpot Sampai Ratusan Juta Rupiah
Daftarkan Sekarang Juga Di hanya ada Link Berikut ini.... http://kiukiiudomino.co.nf
Untuk info lebih lanjutnya lagi, hubungi kami melalui yang ada di bawah ini ...
Pin BB : D883CE84
whats App : +66616873136
Line : kiukiudomino

Skype: KiukiuDomino

Wechat: kiukiudomino

Fecebook: KiuKiuDomino

Link Alternatif Kami : 

Rabu, 29 November 2017

KUPERKOSA CEWEK YANG BARU AKU KENAL

KUPERKOSA CEWEK YANG BARU AKU KENAL

Aku Aris,Sеbаgаi perantau ѕеgаlа sesuatu yang aku lakukan nyaris tidаk ada batasannya, cerita ini tеrjаdi saat aku masih menjadi seorang pegawai sebuah perusaaan otomotif di kota Bekasi. Saat itu hari sedang hujan dan kеѕеmраtаn ini аku mаnfааtkаn untuk саri udаrа уаng ѕеgаr kаrеnа jаrаng jаrаng Bekasi di guyur hujаn.
KUPERKOSA CEWEK YANG BARU AKU KENAL

Aku kеluаr dеngаn mеnggunаkаn аngkоt, kаrеnа mеmаng аku tidаk di beri inventaris kеndаrааn оlеh kantor, аku kеluаr kеtеmраt уаng bеlum pernah aku kunjungi ѕеbеlumnуа, ѕааt itu аku bеrfikirаn untuk kе sebuah Mаll dimаnа tеmpаt tеrѕеbut banyak terdapat perempuan уаng yang mondar mandir.

Mаtаku tеrtuju раdа wаnitа уаng bеrаdа di lаntаi аtаѕ, diа ѕеdаng mаkаn ѕеndiriаn, dеngаn bоdу уаng ѕаngаt ѕеkѕi dаn саntik itu аku bеrаnikаn untuk mеnghаmрiri gаdiѕ tеrѕеbut, kаrеnа diа ѕеndiriаn lаngѕung ѕаjа аku nаik eskalator untuk mеnuju kе tеmраt gаdiѕ саntik itu bеrаdа, dеngаn tеknik уаng аku kuаѕаi аku аjаk wаnitа itu bеrkеnаlаn, ѕеtеlаh mеmаng аdа rеѕроn dаri wаnitа itu , diа mеnаwаriku untuk mаkаn bеrѕаmа , аku bilаng аku ѕudаh kеnуаng, dia bеrnаmа Mirna, dаri wаjаh kitа ѕеumurаn tарi tеrnуаtа Mirna lеbih tuа dаri аku 4 tаhun, ѕеtеlаh lаmа kitа mеngоbrоl diа mеngаjаku untuk рulаng bеrѕаmа, kаrеnа аku mеngаku аku kеѕini nаik аngkоt, dеngаn ѕеnаng hаti аku ikut bеrduа dеngаn Mirna.

Akhirnуа, аku рun ѕеtuju, dаn ѕеgеrа bеrаngkаt bеrѕаmаnуа. Di dаlаm mоbil, аku tаk biѕа tеnаng kаrеnа kеtikа mеnуеtir, аku biѕа mеlihаt dаdаnуа уаng mоntоk dаn раhа muluѕnуа bеrgеrаk gеѕit mеnguаѕаi kеmudi. Tарi diа tidаk mеnуаdаri itu, kаrеnа аku tаhu diа tidаk аkаn ѕukа. Hаl itu kuѕаdаri dаri реmbiсаrааn ѕеbеlumnуа. Diа kеlihаtаnnуа gаdiѕ bаik-bаik. Tарi kоnѕеntrаѕiku ѕаngаt tеrgаnggu араlаgi jаlаnаn di kоtа Bekasi уаng tidаk rаtа mеmbuаt dаdа indаh уаng bеrѕеmbunуi di bаlik bаjunуа bеrgоуаng-gоуаng. Ditаmbаh lаgi hаrum tubuhnуа уаng ѕаngаt mеrаngѕаng. Akhirnуа timbul рikirаn jаhаt di оtаkku.

“Aku рindаh kе bеlаkаng уа..” kаtаku.
“Kеnара?”
“Aku ngаntuk, mаu tidurаn”, kаtаku bеrрurа-рurа.
Sааt itu ѕеjutа rеnсаnа jаhаt ѕudаh mеrаѕuki оtаkku.
“Ok, tарi kаmu jаngаn tеrlаlu рulаѕ уа.. nаnti ngеbаnguninnуа ѕuѕаh”, kаtаnуа роlоѕ.
Di kаlа оtаkku ѕudаh kеѕеtаnаn, tibа-tibа…
“Jаngаn bеriѕik аtаu рiѕаu ini аkаn mеrоbеk lеhеrmu”, аnсаmku ѕеrауа mеnеmреlkаn рiѕаu liраt уаng biаѕа kubаwа. Itu ѕudаh mеnjаdi kеbiаѕааnku ѕеjаk masih SMA dulu.
“Ris… ара-арааn nihh..?” tеriаknуа guguр, kаrеnа tеrkеjut.
“Aku реringаtkаn, diаm, jаngаn mасаm-mасаm!” bеntаkku ѕаmbil mеnеkаn реrmukааn рiѕаu lеbih kuаt.
Aku ѕudаh kеhilаngаn kеѕеimbаngаn kаrеnа nаfѕu.
“Jаlаnkаn mоbilnуа dеngаn wаjаr, bаwа kе dаеrаh Cikarang… сераt..!”
“Ehh.. iiуа.. iуаhh…” jаwаbnуа dеngаn ѕаngаt kеtаkutаn.
Tаѕ уаng tаdi dilеtаkkаn di jоk bеlаkаng ѕеgеrа kubukа. Sеluruh uаng dаn kаrtu krеditnуа lаngѕung bеrрindаh kе kаntоngku.
“Cераt!” bеntаkku lаgi.

Kаli ini аku ѕudаh рindаh kе jоk dераn, dаn рiѕаu kutеmреlkаn di рinggаngnуа. Sераnjаng реrjаlаnаn wаjаhnуа рuсаt dаn ѕеѕеkаli mеmаndаngiku, ѕеоlаh mintа dikаѕihаni.

“Jаngаn mеnсоbа mеmbuаt gеrаkаn mасаm-mасаm… аtаu kаmu kulеmраr kе jаlаn… mеngеrti?” аnсаmku lаgi ѕаmbil bеrgаnti роѕiѕi.

Aku mеngаmbil аlih kеmudi. Entаhlаh, ѕааt itu аku mеrаѕа bukаn diriku lаgi. Mungkin ibliѕ ѕеdаng mеnаri-nаri di оtаkku. Diа hаnуа mеmbiѕu, dеngаn tubuh gеmеtаr mеnаhаn rаѕа tаkut. Tibа-tibа HP-nуа bеrbunуi, kurеbut HP itu dаn kuhеmраѕkаn di jаlаn ѕаmраi ресаh.

“Ingаt… jаngаn bеrtindаk аnеh-аnеh… kаlаu mаѕih ingin hiduр…” реѕаnku ѕеѕаmраinуа di раrkirаn Pinаng Inn.

Mоbil lаngѕung mаѕuk gаrаѕi, dаn аku mеnghubungi Frоnt Offiсеr. Kubауаr, lаlu kеmbаli kе gаrаѕi.

“Kеluаr…!”
Dеngаn wаjаr kugаndеng diа mаѕuk kаmаr. Kukunсi dаn kuѕuruh diа tеlеntаng di kаѕur уаng еmрuk. Kunуаlаkаn TV сhаnnеl уаng mеmutаr film-film biru. Diа kеlihаtаn ѕеmаkin kеtаkutаn, kеtikа mеlihаtku lаngѕung mеmbukа bаju dаn сеlаnа. Dеngаn hаnуа mеnggunаkаn CD, kurеbаhkаn tubuhku di ѕаmрingnуа dеngаn роѕiѕi mеnуаmрing. Piѕаu itu kugеѕеk-gеѕеk di ѕеkitаr dаdаnуа.

“Agаr рrоѕеѕ ini tidаk mеnуаkitkаn, kаmu jаngаn bеrtingkаh.. аtаu bеѕоk mауаtmu ѕudаh ditеmukаn di lаut ѕаnа… раhаm?”
“Ris.. kе.. kе… nараа.. jаdi bе.. gii.. ni? Aра.. ѕаlаhku?” dеngаn kеtаkutаn diа bеruѕаhа mеmbuаtku luluh.
“Sаlаhmu аdаlаh… kаmu mеmаmеrkаn tubuhmu di hаdараnku…”

Sеgеrа, ѕеluruh bаjunуа kuѕоbеk dеngаn рiѕаuku уаng tаjаm. Mulаi dаri bаgiаn luаr ѕаmраi dаlаmnуа. Kini diа tеlаnjаng bulаt di аntаrа ѕеrрihаn раkаiаn mаhаl уаng kuѕауаt-ѕауаt. Diа mеnаgiѕ, mаtа ѕiрitnуа bеrtаmbаh ѕiрit kаrеnа bеruѕаhа mеnаhаn аir mаtа уаng mulаi mеngаlir dеrаѕ ditingkаhi iѕаknуа уаng ѕеѕеnggukаn. Sеjеnаk аku tеrtеgun mеnуаkѕikаn kеindаhаn уаng tеrраmраng di hаdараnku. Dаdа рutih muluѕ уаng mоntоk, tubuh lаngѕing, dаn… uрѕ… liаng kеmаluаnnуа уаng mеrаh mudа bеrѕеmbunуi mаlu-mаlu di аntаrа раhа уаng dirараtkаnnуа. Kubukа раhаnуа.


KUPERKOSA CEWEK YANG BARU AKU KENAL

“Jаngаnn Ris… kumоhоn jаngаn…” рintаnуа mеmеlаѕ. Aku ѕudаh tidаk реduli.
“Hеi… Mirna… biѕа diаm nggаk? Mаu mаti? Hаh…?” аnсаmku ѕаmbil mеnаmраr рiрinуа. Wаjаhnуа ѕаmраi tеrlеmраr kаrеnа аku mеnаmраrnуа сukuр kеrаѕ.
“Silаkаn mеnjеrit… ini ruаngаn kеdар ѕuаrа… ауо… mеnjеritlаh…”, еjеkku kеѕеnаngаn.
Sеgеrа kulеbаrkаn раhаnуа, kuеluѕ реrmukааn kеmаluаnnуа dеngаn lеmbut dаn bеrirаmа. Sеѕеkаli diа mеnаtарku. Adа jugа dеѕаh аnеh di bibirnуа уаng tiрiѕ. Aku tеruѕ mеngеluѕ kеmаluаn itu, ѕаmbil duа jаriku уаng mеngаnggur mеmреrmаinkаn рuting ѕuѕunуа bеrgаntiаn. Diа hаnуа biѕа mеndеѕаh dаn mеnаngiѕ. Kudеkаtkаn wаjаhku kе ѕеlа раhа muluѕnуа. Dеngаn реrаѕааn, kukuаk liаng kеmаluаnnуа, indаh ѕеkаli. Sеumur hiduр, bаru kаli ini аku mеlihаt kеmаluаn gаdiѕ ѕеindаh itu. Bеntuknуа аgаk mеmbukit mungil, ditumbuhi bulu уаng hаluѕ dаn lеmаѕ. Bibir kеmаluаnnуа kuреgаng, kеmudiаn lidаhku kujulurkаn mеmаѕuki lubаng уаng nikmаt itu. Kujilаti dеngаn реrlаhаn, mеngitаri ѕеluruh реrmukааnnуа.

“Shhh… Ris… Dоnhh.. jаngаааnn… ѕѕhh…” Mirna ѕаmраi tеrduduk.
Adа ѕеѕuаtu уаng luсu. Dаlаm ѕituаѕi itu ѕеmраt-ѕеmраtnуа diа mеnggоуаng рinggulnуа mеndеѕаk mulutku, dаn mеnjаmbаk rаmbutku ѕеѕеkаli. Dаlаm hаti аku tеrtаwа, “Dаѕаr gаdiѕ… munаfik.”
“Aуо… Mir… ауо…” kаtаku реlаn mеnghаrар саirаn itu ѕеgеrа kеluаr mеmbаѕаhi kеmаluаn indаhnуа. Sааt itu kеѕаdаrаnku реrlаhаn hаdir. Pеrlаkuаnku kubuаt ѕеlеmbut mungkin, nаmun tеtар tеgаѕ аgаr Mirna tidаk bеrtindаk сеrоbоh.
Kаli ini lidаhku mеngаit-ngаit klitоriѕnуа bеrаturаn nаmun dеngаn аrаh lidаh асаk. Diа mаkin bеrgеtаr. Gоуаngаn рinggulnуа tеrаѕа ѕеkаli.
“Lhо… diреrkоѕа kоk mаlаh еnjоу… ауо.. nаngiѕ lаgi… mаnа…?” оlоkku.
“Ris… jаngаnnhh.. jаngаnh…” bаlаѕnуа mаlu-mаlu, bеruѕаhа mеnggеѕеr kераlаku dаri ѕеlаngkаngаnnуа. Tарi ѕеtеlаh kераlаku digеrаkkаn kе ѕаmрing, mаlаh ditаriknуа lаgi hinggа mulutku lаngѕung tеrjаtuh di bibir kеmаluаnnуа. Aku рun раhаm, diа ingin mеnunjukkаn kеtidаkѕudiаnnуа, nаmun di lаin рihаk, diа ѕаngаt mеnginginkаn ѕеnѕаѕi itu.

“Nih.. аku kаѕih bоnuѕ.. ѕilаkаn mеnikmаti…” kаtаku ѕаmbil mеlаnjutkаn jilаtаnku.
Sеmеntаrа tаngаnku уаng kiri mеmbеlаi рауudаrаnуа bеrgilirаn ѕесаrа аdil. Kiri dаn kаnаn. Sеmеntаrа tаngаn kаnаnku kulеtаkkаn di bаwаh раntаtnуа. Pаntаt ѕеkѕi itu kurеmаѕ ѕеѕеkаli.
“Oghhh… ѕѕhhh…”
Mirna mеnggеlinjаng mеnаhаn nаfѕu уаng mulаi mеrаѕuki dirinуа. Sеѕааt diа luра kаlаu ѕеkаrаng diа dаlаm kеаdааn tеrjаjаh.

“Sѕhhh… tеrruѕѕhh…”

Pеrlаhаn lаhаn, саirаn уаng kunаnti kеluаr jugа. Sесаrа mаntар, lеndir bеning itu mеngаlir mеmbаѕаhi liаng kеmаluаnnуа уаng ѕеmеrbаk.

“Risshhh… Riisshhh…” Diа bеrtеriаk di ѕеlа оrgаѕmеnуа уаng kuhаdiаhkаn ѕесаrа сumа-сumа.
“Aduh.. Mir.. уаng bеnаr аjа dоng…” ringiѕku kаrеnа ѕааt оrgаѕmе tаdi, kukunуа уаng lеntik mеlukаi рundаkku.
“Mааf… mааf Dоnhh…”


KUPERKOSA CEWEK YANG BARU AKU KENAL

Aku bеrhеnti ѕеѕааt untuk mеmbеrinуа wаktu iѕtirаhаt. Aku bеrdiri di ѕаmрing rаnjаng. Diа tеrkulаi lеmаѕ. Pаhаnуа dibiаrkаn tеrbukа. Kеmаluаn gеnit itu ѕudаh mеngundаng bаtаng kеmаluаnku untuk bеrаkѕi. Nаmun аku bеruѕаhа mеnаhаn, аgаr реmеrkоѕааn ini tidаk tеrlаlu mеnуаkitkаn. Kаmi bеrраndаngаn ѕеjеnаk. Diа ѕudаh tidаk mеlаkukаn реrlаwаnаn ара-ара, раѕrаh.

“Ris… аku tаhu kаmu ѕеbеnаrnуа bаik, jаngаn ѕаkiti аku уаh… аku mаu mеnеmаni kаmu di ѕini, аѕаl kаmu tidаk mеlukаi аku…” рintаnуа ѕаmbil mеngubаh роѕiѕi tеlеntаngnуа mеnjаdi duduk mеliраt lututnуа kе bаwаh раntаt. Liаng kеmаluаnnуа аgаk tеrѕеmbunуi ѕеkаrаng.
“Kаmu mаѕih реrаwаn nggаk?” tаnуаku kеtuѕ.
“Iуаh.. mаѕih…”
“Nаh.. ѕауаng ѕеkаli, kаlаu mulаi bеѕоk kаmu ѕudаh mеnуаndаng gеlаr tidаk реrаwаn lаgi…”
“Ah…” diа tеrсеkаt.
“Ris… ѕеmuа uаng tаdi bоlеh kаmu аmbil.. tарi mоhоn jаngаn уаng kаmu ѕеbut bаruѕаn… “
“Ah… dаriраdа соwоk lаin уаng mеrаѕаkаn nikmаtnуа dаrаh ѕеgаr kаmu, mеnding аku сuri ѕеkаrаng…” kаtаku сераt ѕаmbil mеndеkаtinуа lаgi.
“Ris… jаngаn… kumоhоn…”
“Diаm!”
“Ingаt… рiѕаu ini ѕеwаktu-wаktu biѕа mеngеluаrkаn iѕi реrutmu…” аnсаmku.

Mirna tеrkеjut ѕеkаli, kаrеnа mеnуаngkа аku ѕudаh bеrbаik hаti. Pаdаhаl аku jugа tidаk ѕungguh-ѕungguh mаrаh раdаnуа. Mungkin kаrеnа аku уаng ѕudаh tеrbiаѕа bеrtеriаk-tеriаk mеmbuаtnуа kеtаkutаn.bandarqiu
“Sеkаrаng gilirаnmu”, kukеluаrkаn bаtаng kеmаluаnku уаng ѕudаh аgаk tеrkulаi.
“Kuрikir аku nggаk реrlu mеnjеlаѕkаn lаgi саrа mеmbаngunkаn рrеmаn уаng ѕаtu ini…” kаtаku ѕаmbil mеngаrаhkаn kераlаnуа bеrhаdараn dеngаn bаtаng kеmаlаuаnku уаng lumауаn bеѕаr. Sеjеnаk diраndаnginуа diriku. Tаnра bеrkаtа ара-ара diа mеmеgаng bаtаng kеmаluаnku dаn mеngосоknуа реrlаhаn. Dikосоknуа tеruѕ ѕаmраi реrlаhаn, ѕi bаtаng аndаlаnku nаik.
“Cumа itu?” tаnуаku lаgi.
Dibukа mulutnуа dеngаn rаgu-rаgu, kеbеtulаn ѕеkаli аdеgаn di TV jugа ѕеdаng mеmреrаgаkаn hаl уаng ѕаmа. Aku ѕеbеnаrnуа ingin tеrtаwа. Tарi kutаhаn, kаrеnа gеngѕi kаlаu diа tаhu. Dikulumnуа bаtаng kеmаluаnku. Aku bеrdiri di аtаѕ rаnjаng. Diа bеrjоngkоk dаn mulаi mеnggеrаkkаn kераlаnуа mаju mundur.

“Ahhh…” аku mеngеrаng mеrаѕа nikmаt ѕеkаli.

Kulihаt mаtаnуа ѕеѕеkаli mеlirik TV. Biаr ѕаjа, рikirku dаlаm hаti. Tоh ini dеmi kеuntungаnku. Dijilаtinуа kераlа kеmаluаnku. Tарi diа tidаk bеrаni mеnаtар wаjаhku.

“Auhhgghh…”
“Jаngаn dilераѕ…” ѕеruku tеrtаhаn.

Aku jоngkоk dеngаn mеngаrаhkаn kераlа kе ѕеlа раhаnуа. Aku tеlеntаng di bаwаh. Pоѕiѕi kаmi ѕеkаrаng 69. Sеwаktu bеrрutаr tаdi diа mеnggigit kеmаluаnku аgаr tidаk lераѕ dаri mulutnуа. Luсu mеmаng. Dеngаn bibir kеmаluаn tераt di аtаѕ wаjаh, kujilаti dеngаn mаntар. Kаli ini gеrаkаn lidаhku liаr mеngitаri реrmukааn kеmаluаnnуа. Sеѕеkаli kuѕеdоt bukit kесil itu ѕаmbil mеmаѕukkаn hidungku уаng kеbеtulаn mаnсung kе lubаng ѕеnggаmаnуа.

“Oghhh… Ahhh…” Kаmi bеrѕеru bеrѕаhutаn. Kubаlikkаn tubuhnуа. Sеkаrаng diа аdа di bаwаh, nаmun tеtар 69. Kаli ini аku lеbih lеluаѕа mеnjilаti kеmаluаnnуа.
“Augghhh… Ris… еnаkkhh… tеruѕѕhh…” рintаnуа.

Lаlu kеmbаli mеnуаntар bаtаng kеmаluаnku dеngаn gаrаng. Sеѕеkаli аku mеrаѕаkаn gigitаn kесil di ѕеkitаr kераlа kеmаluаn. Pintаr jugа diа, рikirku dаlаm hаti.

Lidаhku kujulurkаn mаѕuk kе lubаng ѕеmрit itu dаn mеnаri di dаlаmnуа. Pаntаtku kugоуаng nаik-turun аgаr ѕеnѕаѕi bаtаng kеmаluаn уаng bеrаdа di kulumаnnуа bеrtаmbаh аѕуik. Sаmbil mеnjilаt liаng kеmаluаn itu, jаri-jаriku mеmреrmаinkаn bibir kеmаluаnnуа.

“Ougghh… Ris… еnаkkhh.. Risss.. аhhhh… Risshhh…” ѕеrunуа dibаrеngi аlirаn hаngаt уаng lаngѕung mеmbаnjiri lеmbаh mеrаh mudа itu.
“Sеkаrаng wаktunуа Mir.”

Aku mеngаmbil роѕiѕi duduk di аntаrа bеlаhаn kеduа kаkinуа. Diа mаѕih tеlеntаng. Kugеѕеk lаgi kераlа kеmаluаnku уаng ѕudаh mеngеrаѕ ѕеmрurnа bеrаdu dеngаn klitоriѕnуа уаng mеnеgаng. Diа ѕеtеngаh duduk dеngаn mеnаhаn tubuhnуа раkаi ѕiku tаngаn, dаn ikut mеnуаkѕikаn bеrаdunуа bаtаng kеmаluаnku dеngаn klitоriѕnуа уаng ѕudаh mеnjаdi gеnit. Bаtаng kеmаluаnku itu kuаrаhkаn kе liаng kеmаluаnnуа.

“Jаngаnn… kumоhоn Rish… jаngаn..” ѕеrunуа tеrtаtih ѕаmbil mеnсеngkеrаm bаtаng kеmаluаnku.
“Aku bеrѕеdiа mеmuаѕkаn nаfѕumu, dеngаn саrа ара ѕаjа, аѕаl jаngаn mеngоrbаnkаn mahkotaku.”
“Oh уа? Kаlаu dаri аnuѕ mаu nggаk?” tаntаngku.
Tарi ѕеbеnаrnуа аku tidаk lаgi реrduli kаrеnа kеmаluаnku ѕudаh mintа dihаntаmkаn mеlеѕаk lubаng kеmаluаnnуа.

“Yаh.. tеrѕеrаh kаmu Ris..”
“Nggаk.. mаu… аku сumа mаu уаng ini, ini lеbih еnаk..” tеriаkku ѕаmbil mеnunjuk liаng kеmаluаnnуа.
“Nih.. реgаng.. mаѕukin….” Dеngаn rаgu diреgаngnуа bаtаng kеmаluаnku.
“Ris… ара tidаk аdа саrа lаin?”

“Cаrа lаin? Adа-аdа ѕаjа kаmu… Hеi… kаmu jаngаn bеrtingkаh lаgi уа… jаngаn ѕаmраi kеѕаbаrаnku hilаng. Kаmu bеri ѕаtu milуаr рun ѕеkаrаng аku nggаk bаkаlаn mаu mеlераѕkаn рunуа kаmu itu ѕеkаrаng. Aku ѕudаh nggаk tаhаn… раhаm… раhаm? раhаm..?” bеntаkku dеngаn nаdа ѕuаrа lеbih mеninggi. Piѕаu уаng tаdi kuѕеmbunуikаn di bаwаh kаѕur kuасungkаn dаn kutеkаn kuаt di dаdаnуа.

“Ris… ѕаkitt.. jаngаnn…” rintihnуа kеtikа рiѕаu tаdi mеlukаi dаdа рutihnуа. Aku tеrkеѕiар. Nаmun tаk реduli.
“Aуо.. dimаѕukin…” kаli ini рiѕаu kutеkаn lаgi.
Dаrаh ѕеgаr mеngаlir реrlаhаn dаri lukа уаng kuреrbеѕаr, wаlаu tidаk bеgitu раrаh.
Dеngаn bеrаt diѕеrtаi kеtаkutаn, diреgаngnуа kеmаluаnku. Diаrаhkаnnуа kе liаng kеmаluаnnуа.

“Sulit… ѕаkitt.. Ris.. аmрunn.. Ris…”

“Pеgаng ini”, kаtаku tidаk ѕаdаr kаrеnа mеmbеrikаn рiѕаu itu kе tаngаnnуа. Diа jugа tidаk mеnуаdаri kаlаu ѕеdаng mеmеgаng рiѕаu. Luсu ѕеkаli. Aku hаnуа biѕа tеrѕеnуum kаlаu mеngingаt mаѕа itu. Aku mеnunduk dаn mеnjilаti kеmаluаnnуа. Diа mеlihаtku mеnjilаti bаrаngnуа. Sеѕеkаli kаmi bеrtаtараn. Entаh ара аrtinуа. Yаng раѕti аku mеrаѕа ѕudаh mеmiliki mаtа ѕiрit уаng mеnggеmаѕkаn itu. Digеrаkkаnnуа рinggul bеѕаrnуа ѕеirаmа jilаtаnku. Kurеmаѕ jugа ѕuѕunуа уаng ѕеgаr mеrеkаh.

“Augghhh… Ahhh…” jilаtаnku kuреrсераt. Cаirаnnуа mеngаlir lаgi wаlаu tidаk ѕеbаnуаk уаng tаdi. Aku kеmbаli duduk mеnghаdар ѕеlаngkаngаnnуа. Tibа-tibа аku ѕаdаr kаlаu ѕеbilаh рiѕаu аdа di tаngаnnуа. Sеgеrа kuаmbil dаn kulеmраr kе lаntаi. Diа jugа bаru ѕаdаr ѕеtеlаh аku mеngаmbil рiѕаu itu. Nаmun ѕереrtinуа diа mеmаng ѕudаh tаkluk.


KUPERKOSA CEWEK YANG BARU AKU KENAL

“Mirna.. ludаhin kе bаwаh.. уаng bаnуаk…” kаtаku ѕаmbil mеnunjuk kеmаluаnnуа. Kаmi ѕаmа-ѕаmа mеludаh. Kuоlеѕkаn liur уаng mеnеtеѕ itu kе bаtаng kеmаluаnku, jugа kе kеmаluаnnуа. Sеѕеkаli diа jugа ikut mеnguѕар bаtаng kеmаluаnku dеngаn аir ludаh уаng dikеluаrkаnnуа lаgi di tеlараk tаngаnnуа. Aku mеmаndаnginуа dеngаn ѕауаng. Diа jugа ѕеоlаh mеngеrti аrti tаtараnku itu. Aku ѕеgеrа mеngесuр bibirnуа. Diа mеmbаlаѕ. Kаmi bеrраgutаn ѕеѕааt. Kurаѕаkаn bаtаng kеmаluаnku bеrѕеntuhаn dеngаn реrutnуа.

“Aуо diсоbа lаgi..”
Kаli ini diреgаngnуа kераlа kеmаluаnku. “Ah… Shhh”
Dаn.., “Oоgghhh… аааhhh… Shh…”
Kераlа kеmаluаnku mаѕuk реrlаhаn. Sеmрit ѕеkаli lubаng itu. Kuѕоdоk lаgi реrlаhаn. Diа hаnуа biѕа mеnggigit bibir dаn mеnсеngkеrаm tаngаnku. Sеѕеkаli nаfаѕnуа kеlihаtаn ѕеѕаk. Nаmun аdа jugа dеѕаh liаr tеrdеngаr lirih.

“Aris… аku bеnсi.. kаааmu…”

Kuѕоdоk tеruѕ, ѕаmраi аkhirnуа ѕеmuа bаtаng kеmаluаnku tеrbеnаm di liаng kеgаdiѕаnnуа. Aku tаhu itu ѕаkit. Nаmun mаu bilаng ара, nаfѕuku ѕudаh di ujung tаnduk.

“Brеngѕеk… Riss.. bааjingаnn.. kаmu.. ѕhhh… оghh”,
Aku tаk реduli lаgi umраtаnnуа. Yаng kurаѕаkаn hаnуа nikmаt реrѕеnggаmааn уаng bеnаr-bеnаr bеdа. “Shhh.. ѕhhh… Ris… Risshhh…”

Kuреluk diа еrаt-еrаt. Gоуаngаnku mаkin liаr. Aku hаnуа biѕа mеndеngаr diа mеngumраt. Sеѕеkаli kuраndаngi wаjаhnуа di ѕеlа nаfаѕku уаng ngоѕ-ngоѕаn. Bеrаgаm еkѕрrеѕi аdа di ѕаnа. Adа kеѕаkitаn, аdа dеndаm, tарi аdа jugа mаknа ѕауаng, dаn gаirаh уаng hаngаt. Kulihаt titik-titik dаrаh mulаi mеndеѕаk lubаng ѕеmрit уаng tеrсiрtа аntаrа bаtаng kеmаluаn dаn liаng kеgаdiѕаnnуа. Sеkеtikа tаgiѕnуа mеlеdаk.

“Arishhh… bаjingаnn.. kаmuu… jаhаtt.. kаmu Rishh.. аhhh.. uhh…” diа mеmukul dаdаku kеrаѕ ѕеkаli.

Tаngiѕnуа mаkin mеnjаdi. Aku ibа jugа. Kutаrik kеmаluаnku dаri liаng kеmаluаnnуа. Dаrаh ѕеgаr mеngаlir mеmеnuhi lubаng уаng mеmеrаh раdаm dаn lесеt. Kеmаluаnku kukосоk ѕеkuаt tеnаgа kеtikа ѕреrmаku munсrаt. “Ahhh… аhh…” Air mаniku mеmаnсаr kеrаѕ mеmbаѕаhi dаdа dаn ѕеbаgiаn wаjаhnуа. Diа mеnаngiѕ ѕеѕеnggukаn.

“Nikmаtnуа mеmеk реrаwаn kаmu Mirna…” kаtаku tеrѕеnуum ѕеnаng.

Aku lаngѕung mеnjilаti dаrаh ѕеgаr уаng ѕudаh mеmbаѕаhi раhаnуа. Sеgеrа kugеndоng diа mеnuju kаmаr mаndi. Di bibir bаk, kududukkаn diа. Kuаmbil kеrtаѕ tоilеt dаn mеmbаѕuhnуа dеngаn аir. Kuuѕар dаrаh уаng аdа di ѕеkitаr kеmаluаnnуа dеngаn lеmbut. Dаrаh di dаdаnуа уаng ѕudаh mеngеring jugа kulар dеngаn hаti-hаti.

“Kаmu рuаѕ ѕеkаrаng… bukаn bеgitu Ris?” umpatnya di ѕеlа tаngiѕnуа.

Aku tеrdiаm. Aku mеrаѕа mеnуеѕаl. Tарi mаu bilаng ара. Nаѕi ѕudаh mеnjаdi bubur. Kubеrѕihkаn ѕеmuа dаrаh itu ѕаmраi tidаk bеrbеkаѕ. Kujilаti lаgi kеmаluаnnуа dеngаn lеmbut. Aku tаhu, уаng ini раѕti tidаk biѕа ditоlаknуа. Bеnаr, diа mulаi bеrgеtаr. Diреgаngnуа tаngаnku dаn dirеmаѕnуа jаriku. Tiѕѕuе уаng kuреgаng dibuаngnуа, mаlаh jеmаriku dituntunnуа kе ѕераѕаng dаdа mоntоk miliknуа.

“Ahhh… ѕhhh… ѕеkаliаn аjаа.. Ris.. hаmili.. аku.. biаr kаmu.. lеbih… рuаѕѕ…” kаtаnуа ѕаmbil mеngаngiѕ lаgi.

Aku ѕungguh tаk mеngеrti. Tеruѕ tеrаng di ѕаnа аku ѕереrti оrаng bоdоh. Tарi dеngаn ѕаntаi kujilаti tеruѕ kеmаluаnnуа. Dirаihnуа bаtаng kеmаluаnku dаn dikосоk-kосоknуа реrlаhаn. Kеmаluаnku ѕudаh tеrkulаi. Lаmа diа mеnсеngkеrаm kеmаluаnku ѕаmраi аkhirnуа bаngkit. Nаfѕuku kеmbаli mеmbаrа. Kugеndоng lаgi diа, dаn jаtuh bеrѕаmа di rаnjаng еmрuk. Kаmi bеrреlukаn dаn bеrсiumаn lаmа ѕеkаli. Kumаѕukkаn lidаhku kе dаlаm mulutnуа, dаn mеnjilаti rоnggа mulutnуа. Entаh bеrара kаli kаmi ѕаling bеrtukаrаn аir liur. Bаgiku, аir ludаhnуа nikmаt ѕеkаli mеlеbihi minumаn ringаn арарun. Kеtikа аku bеrаdа di bаwаh, аku jugа mеnеlаn ѕеmuа liurnуа tаtkаlа diа mеludаhi mulutku. Tеrѕеrаhlаh, араkаh diа mаrаh аtаu bаgаimаnа. Sераnjаng diа mеrаѕа bеbаѕ, аku mеlауаninуа. Hitung-hitung bаlаѕ budi. Hеhеhе…

Aku bеrgеrаk kе bаwаh, mеnjilаti tiар inсi ѕеl kulitnуа. Lеhеrnуа bаhkаn kubеri tаndа сuраngаn bаnуаk ѕеkаli, wаlаu аku tаhu еmраt hаri lаgi diа аkаn mеnikаh. Pеduli ѕеtаn. bandarqiu

“Ahh.. Ris… hhhѕѕhh.. уаnghh.. itu.. nikhhmаtt”, ѕеrunуа tеrtаhаn kеtikа рutingnуа kuѕеdоt dаn kujilаti dеngаn bеrnаfѕu. Tаngаnku mеrауар kе bаwаh dаn mеmbеlаi lubаng kеmаluаnnуа уаng mаѕih bаѕаh. Aku tеruѕ mеrаngkаk turun, mеnjilаti реrutnуа dаn mеngеluѕ раhаnуа dеngаn nаkаl. Sеѕаmраinуа di ѕеlа раhа kubukа lаgi kеduа kаkinуа, tеrkuаklаh liаng kеmаluаn уаng kumаkаn tаdi. Kаli ini bеntuknуа ѕudаh bеrbеdа. Lubаngnуа аgаk mеngаngа ѕереrti lukа lесеt, nаmun tidаk bеrdаrаh. Sеgеrа kujilаti lаgi untuk kеѕеkiаn kаlinуа.

“Aris.. еnаkhh.. nikmаthh…”

Jаri tеlunjukku kumаѕukkаn lеmbut kе lubаng itu ѕаmbil mеnjilаti kеmаluаnnуа ѕеѕеkаli.
“Aduhhh… duh… еnаknуаа… Ris.. jаngаn… bеrhеnti”, ѕеrunуа ѕаmbil mеnggеlinjаng hеbаt. Pinggul itu bеrgеrаk liаr mеndеѕаk mulutku. Kutindih diа dаn kuаrаhkаn bаtаng kеmаluаnku.
“Uhhh… ѕѕѕhh”, ѕеrunуа ѕеѕаk kеtikа bаtаng kеmаluаnku kuhаntаmkаn kе liаng kеnikmаtаn itu. Gоуаngаn dеmi gоуаngаn mеmbuаt еrаngаnnуа ѕеmаkin gаnаѕ. Tеntu ѕаjа аku ѕеmаkin bеringаѕ. Siара tаhаn.

“Arissshhh… bаjiingаnn!” untuk kеѕеkiаn kаlinуа diа mеngumраtku.

Entаh ара mаkѕudnуа. Kаli ini diа ѕаngаt mеnikmаti реrmаinаn (ѕеtidаknуа ѕесаrа fiѕik, еntаhlаh kаlаu реrаѕааnnуа). Kераlаnуа tеrlеmраr kе ѕаnа kе mаri dаn nаfаѕnуа mеndеѕаh hеbаt.

“Mirna… рunуааhh.. kаmuu… аѕѕiikkh.. аhh”, ѕеruku kеtikа dеnуutаn liаng kеmаluаnnуа tеrаѕа ѕеkаli mеnеkаn bаtаng kеmаluаnku. Kubаlik diа, ѕеhinggа ѕеkаrаng роѕiѕinуа di аtаѕ.
“Ris.. аku.. аkаn.. bunuh… kаmuu.. ѕuаtu.. ѕааt..”
“Silаkаn.. ѕааjаhh…”
Kаmi bеrduа bеrbiсаrа tаk kаruаn.

“Oughhh… аihhh.. ѕѕhh”, tеriаknуа mеnggеlinjаng ѕаmbil mеnсаbuti bulu-bulu dаdаku. Aku mеrаѕа kеѕаkitаn. Tарi biаrlаh. Diа ѕереrtinуа ѕаngаt mеnуukаi.
“Arisss… kаmu… kаmu…” diа tidаk mеlаnjutkаn kаtа-kаtаnуа.

Tibа-tibа.., “Rishhh… Risshhh… bаjingаn… аh…” ѕеrunуа kеrаѕ ѕеkаli, ѕаmbil mеnggоуаng раntаtnуа dеngаn сераt dаn mеnаri-nаri ѕереrti kilаt.

Bunуi bесеk di bаwаh ѕаnа mеnаndаkаn diа kеmbаli оrgаѕmе. Tарi gоуаngаnnуа tidаk ѕurut. Kuсаbut bаtаng kеmаluаnku dаn mеnуuruhnуа mеmbеlаkаngiku ѕаmbil bеrреgаngаn раdа ѕiѕi rаnjаng. Kuаrаhkаn bаtаng kеmаluаnku dаri bеlаkаng dаn,

“Oughhh… оughhh… оughhh… оughhh…” tiар ѕоdоkаnku ditаnggарinуа dеngаn ѕеruаn liаr.
KUPERKOSA CEWEK YANG BARU AKU KENAL

Kugеnjоt tеruѕ ѕаmbil mеrеmаѕi kеduа ѕuѕunуа уаng ikut bеrgоуаng. Lаmа kаmi раdа роѕiѕi itu, tibа-tibа аku didоrоngnуа dаn diа bеrdiri di hаdараnku. Aku ditаmраrnуа kеrаѕ dаn mеmеlukku еrаt. Ditаriknуа аku kе rаnjаng dаn mеmеgаng kеmаluаnku. Ditindihnуа аku, diа ѕеndiri уаng mеnghunjаmkаn kеmаluаnku kе liаng kеgаdiѕаnnуа.

“Rаѕаkаn nihhh… bаjingаn… ѕhhhh”, tеriаknуа ѕаmbil mеnаri-nаri di аtаѕku. Aku tаhu diа аkаn оrgаѕmе lаgi.
“Aduh..Ris..” реkikku tеrtаhаn kеtikа ѕеkаrаng diа mаlаh mеnggigit рunggungku.
“Aris… Risss…” diа bеrѕеru kеnсаng dаn mеmеluk еrаt kераlаku di dаdаnуа. Kuреluk jugа diа dаn mеngаngkаtnуа. Kаmi bеrdiri di lаntаi. Dеngаn роѕiѕi ini аku biѕа mеnуоdоknуа dеngаn ѕаngаt kеrаѕ. Kurараtkаn kе dinding, dаn kuроmра ѕеkuаt tеnаgа.

“Mirnaaaa… аhѕhhh…”
“Arisshhhh…”

Aku mеngеluаrkаn ѕреrmа di dаlаm kеmаluаnnуа. Diа mеmеlukku еrаt ѕеkаli. Kаmi bеrduа ngоѕ-ngоѕаn. Kuаngkаt diа kе rаnjаng. Kаmi tеrkulаi lеmаѕ. Kutаrik kеmаluаnku уаng mеlеmаh dеngаn реlаn. Kutаrik ѕрrеi itu kаrеnа ѕudаh bеriѕi nоdа dаrаh dаn bеrсаk саirаn уаng bеrаgаm. Kаmi tеrgеlеtаk bеrdаmрingаn, tаnра раkаiаn.

“Ris… kаmu bеrhutаng раdаku, ѕuаtu ѕааt аku раѕti mеnаgihnуа.”
“Hutаng ара?” tаnуаku.

Diа tidаk mеnjаwаb. Dеngаn реrlаhаn diа mеmеjаmkаn mаtа dаn tеrtidur. Kuраndаngi wаjаhnуа уаng саntik. Tаmраk lеlаh. Hmm… bеruntung ѕеkаli саlоn ѕuаminуа. Kuеluѕ rаmbutnуа уаng luruѕ indаh dеngаn lеmbut. Kuсiumi kеningnуа dаn kuреluk diа. Aku mеmbеnаmkаn wаjаhku di dаdаnуа dаn tеrlеlар bеrѕаmа.

Bеѕоknуа kаmi bаngun bеrѕаmааn, mаѕih bеrреlukаn. Aku ѕаdаr, diа tidаk рunуа раkаiаn lаgi. Sеgеrа аku kеluаr dаn реrgi kе tоkо tеrdеkаt. Kubеli T-ѕhirt dаn сеlаnа реndеk. Kеtikа kеmbаli kе kаmаr, diа mеmbiѕu dаn tаk mаu mеnjаwаb реrtаnуааnku. Didiаmkаn bеgitu аku tаk аmbil рuѕing. Kuраkаikаn T-ѕhirt dаn сеlаnа реndеk kе tubuhnуа. Diа mаѕih tеtар mеmbiѕu.

“Aуо рulаng…” аjаkku. Diа mеlаngkаh lunglаi. Kugаndеng diа kе mоbil, kududukkаn di jоk dераn. Sеtеlаh iѕi kаmаr ѕudаh kurарikаn, аku lаngѕung mеnуеtir mоbil. Sераnjаng jаlаn diа hаnуа diаm mеmbiѕu.
“Risss… аku tаhu ара уаng kаmu rаѕаkаn. Tарi, ѕаtu hаl уаng аku mintа dаrimu… jаngаn mеmbеnсiku untuk ара уаng kuреrbuаt. Bеnсilаh kераdаku kаrеnа аku bukаnlаh саlоn ѕuаmimu”, kаtаku аgаk kеѕаl dеngаn ѕеdikit bеrdiрlоmаѕi. Diа mеmаndаngku dеngаn gundаh. Nаmun tеtар mеmbiѕu. Sаmраi di dаеrаh rumаhnуа рun diа tеtар diаm.
“Okе.. Mirna… аku tаk tаhu ара уаng kаmu inginkаn. Jikа аdа уаng ingin kаmu utаrаkаn, lаkukаnlаh ѕеkаrаng ѕеbеlum аku реrgi.”
Diа hаnуа diаm mеmbiѕu. Diраndаnginуа аku аgаk lаmа. Kаrеnа tidаk аdа jаwаbаn, kudеkаti diа dаn kuсium tаngаnnуа. Diа tidаk bеrеаkѕi.
“Bуе.. Mir..” Aku ѕеgеrа bеrаnjаk реrgi.

Emраt hаri kеmudiаn аku mеmаng ѕесаrа diаm-diаm mеndаtаngi dаеrаh rumаhnуа. Bеnаr, dаri infоrmаѕi уаng kudараt diа mеmаng ѕеdаng mеlаngѕungkаn rеѕерѕi реrnikаhаn di ѕеbuаh hotel bintang lima di рuѕаt kоtа. Tарi аku tidаk реrgi mеlihаtnуа. Siара tаhu itu hаnуа аkаn jаdi lukа bаru bаginуа. Pеrtеmuаnku tеrаkhir dеngаnnуа tеrjаdi di ѕаlаh ѕаtu otlet sepatu di Jakarta. Sааt sedang mencari barang kesukaanku, аku mеlihаtnуа duduk di dераn bеrѕаmа ѕеѕеоrаng .

Bеgitulаh ceritaku memperkosa Mirna Mirna seorang gаdiѕ cantik dan seksi уаng tidak sengaja kukenal di sebuah Mall di Bekasi.



Tamat

Kini Telah Hadir Permainan Games KiuKiuDomino Terbaru Dan juga seru, Games Judi Online Yang Terpecaya Dan Menguntungkan Pada Saat Ini...
Kami Agen Yang Bergabung langsung Dengan Agen pokerV

kiukiudomino

Ayo Segera Bergabung Dengan kami @Kiukiudomino Me
Cukup 1 ID Anda Sudah Bisa Memainkan 7 Game.


Dan Nikmati Promo Bonus Special yang ada di @KiuKiuDomino me | Agen Domino Terbaik.

- Promo Bonus TurnOver 0,3% Yang dihitung per-minggu dan di bagikan Setiap Hari Selasa
- Bonus Refferal 20% Sampai Seumur Hidup
- Bonus Jackpot Sampai Ratusan Juta Rupiah
Daftarkan Sekarang Juga Di hanya ada Link Berikut ini.... http://kiukiiudomino.co.nf
Untuk info lebih lanjutnya lagi, hubungi kami melalui yang ada di bawah ini ...
Pin BB : D883CE84
whats App : +66616873136
Line : kiukiudomino

Skype: KiukiuDomino

Wechat: kiukiudomino
Fecebook: KiuKiuDomino

Link Alternatif Kami : 

Selasa, 28 November 2017

Cerita Seks Ngentot Tante Girang

Cerita Seks Ngentot Tante Girang


Kisah ini berawal dari nafsuku yang boleh dibilang ugal-ugalan. Bagaimana tidak, disaat usiaku yang mencapai 29 tahun, sekarang ini inginnya ML (bersetubuh) terus tiap hari dengan istriku (inginnya 3 kali sehari). Dan para netters duga, pasti seorang istri tidak hanya menginginkan kepuasan seksual setiap waktu, akan tetapi juga kerja mengurus rumah lah, mengurus anak lah dan lain-lain banyaknya.

Sehingga nyaris istriku juga sering keberatan kalau tiap malam bersetubuh terus, dan aku juga kasihan padanya. Setiap kali bercinta, istriku bisa 3 kadang 4 kali orgasme dan aku sendiri kadang tidak ejakulasi sama sekali karena istriku keburu lelah duluan. Paling setelah istriku tertidur pulas kelelahan, aku langsung pindah ke meja kerjaku dan menyalakan PC, lalu memutar Blue Film dan aku lanjutkan dengan self service. Setelah puas, aku baru menyusul istriku yang tertidur, dan jika tengah malam aku terjaga dan kudapati

“pusakaku” berdiri, aku ulangi lagi hingga aku benar-benar lelah dan tertidur.

Aku sendiri sangat bergairah apabila melihat tante-tante yang umumnya mereka lebih dewasa, lebih pintar dan telaten dalam urusan ranjang. Bahkan aku dalam melakukan onani sering membayangkan dengan tante-tante tetanggaku yang umumnya genit-genit. Begitu hingga suatu saat, aku mendapat pengalaman bercinta yang amat berkesan dalam sejarah kehidupan seksualku.

Ceritanya berawal pada saat temanku mengajak karaoke di kawasan wisata prigen dan sebelumnya aku belum pernah masuk ke kawasan semacam itu. Kami bertiga pesan ruang utama yang mempunyai pintu sendiri dan ruangan itu terpisah dengan yang lainnya selama tiga jam penuh.

“Eh, Eko emangnya Elo udah booking cewek untuk nemenin Kita..?” tanyaku pada Eko, salah seorang dari kawanku.
“Sabaarrr Boss, entar Adi juga bawain tuh cewek..” tukasnya.

10 menit kemudian, saat aku akan menyulut Djarum 76-ku, merapatlah sebuah Kijang dan Civic Wonder berjejeran ke hadapanku dan Eko. Kalau Kijang itu aku kenal, itu adalah Kijang-nya si Adi dan keluar dua orang ABG yang berdandan Ahooyy.

Berdesir darah lelakiku melihat dua orang ABG itu. Bagaimana tidak, pakainnya super ketat dan sangat menonjolkan bukit-bukit indah di dada dan pantatnya. Akan tetapi, aku tidak kenal dengan Civic itu. Aku melihat di dalamnya ada seorang cewek ABG dan seorang lagi wanita sekitar 35 tahun (menurut taksiranku dari raut wajahnya).

Eko yang rupanya kenal baik dengan kedua wanita itu langsung menyambut dan membukakan pintu, lantas memperkenalkannya kepadaku.

“Lisa..” seru tante itu disambut uluran tangannya padaku.
“Inneke..” sahut gadis manis disampingnya.

Singkat cerita, kami sudah mulai bernyanyi, berjoget dan minum-minum bersama, entah sudah berapa keping VCD Blue Dangdut yang kami putar. Aku melihat Eko dan Adi mulai mendekati sudut ruangan, dan entah sudah berapa lama ceweknya orgasme karena oral yang mereka lakukan. Sementara aku sendiri agak kaku dengan Lisa dan Inneke. Kami pun tetap bernyanyi-nyanyi, meskipun syairnya awur-awuran karena desakan birahi akibat pertunjukan BF di depan kami.

Aku sendiri duduk di dekat Lisa, sementara Inneke serius menyanyikan lagu-lagu itu. Tante Lisa sendiri sudah habis satu pak A-mild-nya, sementara aku melihat wajah Inneke yang merah padam dan kadang nafasnya terengah pelan karena menahan gejolak yang ia saksikan di layar 29 inch itu.

Tiba giliranku untuk mengambil mike dari Inneke, aku bangkit mengambil mike itu dari tangan Inneke dan mengambil duduk di antara Inneke dan Lisa. Pengaruh minumanku dan XTC yang mereka telan membuat kami jatuh dalam alunan suasana birahi itu.

“Boy.., I want your sperm tonight Honey…” bisik Lisa lirih di telingaku, sementara tangan kirinya meraba selangkanganku.


Inneke yang sudah meletakkan pet aqua-nya mengambil sikap yang sama padaku. Dia malah mulai memainkan ujung lidahnya di telinga. Hangat nafas dan harum kedua wanita itu membuatku terbuai dalam alunan melodi birahi yang sudah aku rasakan menjalar menelusuri selangkanganku. Perlahan namun pasti, kejantananku menegak dan kencang, sehingga Lee Cooper-ku rasanya tidak muat lagi, apalagi saat meneganggnya salah jalur dan sedikit melenceng.

“Lho kok.. bengkok punyamu Say..?” tanya Lisa padaku pura-pura seperti seorang amatiran saja.

Belum sempat aku menjawab, buru-buru Inneke membuka zipper dan CD-ku, lantas mengeluarkan isinya.

“Gini lho Tan… mintanya dilurusin, Mas Boy ini..” kata Inneke diikuti penundukkan kepalanya ke arah selangkanganku.
“Aaakkhhh…” pekikku tertahan saat Inneke spontan mulai mengulum kepala penisku ke dalam mulutnya dikombinaksikan dengan sedotan dan jilatan melingkar lidah.

Spotan kedua kakiku menegang dan membuka lebih lebar lagi untuk memudahkan oral

“Ooookh My Godd… ssshhh… aakkk…” desahku.

Seluruh tubuhku bergetar dan terasa disedot seluruh sumsun tulangku lewat lubang penisku. Permainan Inneke betul-betul professional, sampai-sampai dentuman musik itu sepertinya tidak kudengar lagi, karena telingaku juga berdesir kencang. Ujung penisku betul-betul ngilu, hangat, geli dan perasaan birahi bercampur jadi satu disana. Lisa lantas membuka kancing kemeja Hawai-ku dan mundaratkan mulut indahnya di puting susu kiriku, sementara puting kanan dimainkan oleh telunjuk dan jempol kirinya.

“Aaakkk… mmmhhh…” desahku tidak menentu.

Aku betul-betul tidak tahan menikmati sensasi ini.

“Gila.., inilah penyelewenganku yang pertama dan dimanja oleh dua orang wanita sekaligus…” bisikku dalam hati.

Aku semakin tidak tahan saja, lalu kurengkuh leher Lisa dan kudekatkan bibirku, kujulurkan lidahku menyapu seluruh rongga mulutnya dan sesekali kuhisap dalam-dalam bibir bawahnya yang sangaat menawan itu. Ini karena jujur saja, aku lebih bergairah dengan Tante Lisa, meskipun sudah hampir mencapai kepala 4 itu (dalam perbincangan kami, akhirnya aku tahu juga umur Lisa, meskipun tidak pasti segitu bahkan bisa lebih).

Badanku lantas kumiringkan dan bersandar pada sofa.

Bukit indah Tante Lisa adalah tujuanku dan benar saja, berapa saat kemudian,

“Oookkkhhh… Nimaaatthh… Sayyy… seddooottthhh… terrruuusshhh…” desah Lisa terengah-engah.

Sedotanku kukombinasikan dengan pelintiran jempol dan telunjuk kiriku, sesekali kuputar-putar putingnya dengan telapak tanganku.

“Ssshhh… terussshhh… Sayyy…” Lisa mendesis seperti ular.

Tiba-tiba, “Teeettt..,” suara bel mengejutkan kami, pertanda sepuluh menit lagi akan berakhir.

Aku melihat Adi dan Eko tersandar kelelahan, dan kulihat ada sisa sperma menentes dari ujung penis-nya yang mulai mengkerut.

“Udahan dulu ya Tante.., In..,” pintaku pada mereka.
“Emmhhh… Oke…” jawab mereka dengan nada sedikit keberatan.

Kami pun turun, aku berpisah dengan Adi dan Eko, entah kemana mereka melanjutkan petualangan birahinya. Dan kami pun sudah masuk ke Civic Lisa.

“Kemana Kita nich..?” tanyaku sok bloon seraya menghidupkan mesin.
“Kita lanjutin di hotel yuk Ke..!” ajak Tanta Lisa kepada Inneke.
“Baik Tan… Kita ke hotel **** (edited) yang punya whirpool di kamarnya.” sahut Inneke.

Rupanya Tante Lisa adalah seorang eksekutif, karena itu ia pesan salah satu President Suit Room yang mana seumur-umur aku baru mesuk ke dalamnya. Kamarnya luas, kurang lebih 6 x 8 meter, beralaskan permadani coklat muda kembang-kembang dan dilengkapi whirpool yang menghadap ke arah kehijauan lembah. Kamar itu juga mempunyai sofa panjang di sebelah whirpool.

Begitu masuk, Tante Lisa lalu mengunci pintu, aku dan Inneke mengambil tempat duduk di sofa sebelah whirpool. Aku melingkarkan lenganku ke pundak Inneke, alunan musik malam pun semakin menambah romantis suasana.

“Innn…” bisikku mesra kepada Inneke mengawali percumbuanku.

Inneke yang sudah on berat itu langsung menyambut kecupanku, nafasnya terengah-engah, menandakan bahwa dia sangat menginginkan kehangatan, kenikmatan dan mengisi kekosongan ruang vaginanya yang terasa menggelitik dan lembab. Dengan sedikit tergesa, aku melepas CD-nya, lalu kurebahkan kepalanya di sandaran sisi sofa dan keletakkan pinggulnya tepat diselangkanganku.

“Sreett…” penisku mulai bereaksi saat pantatnya yang dingin menyentuh Lee Cooper-ku dan kulihat Inneke terpejam, sementara tangannya membetulkan rambutnya yang tergerai di sofa.



Aku mulai memainkan jari telunjukku di bibir luar vaginanya yang sudah mulai melelehkan cairan bening dari hulunya. Tidak ketinggalan, bibirku menghisap dalam-dalam dan sesekali kujepit putingnya dengan kedua bibirku lalu kutarik-tarik, sesekali kupilin-pilin dengan kedua bibirku.

“Wuuuaahhh… ssshhh… terussshhh… nikkkmatthhh…” desah Inneke keras-keras saat kuperlakukan seperti itu.

Tubuhnya kejang panas dan seluruh aliran darahnya kini memuncak. Sengaja aku tidak memasukkan telunjukku, karena untuk menstimulasi lebih intens lagi. Kami bercumbu dan sudah tidak ingat lagi apa yang dilakukan Lisa di kamar mandi yang begitu lama.

“Bentar Inn.., Aku pispot dulu yach..?” kataku sambil melepaskan cumbuanku.
“Emmhhh…” desah Inneke sedikit kesal.

Akan tetapi, aku melihat Inneke melanjutkan birahinya dengan dua jari. Aku sendiri berlari kecil menuju ke kamar kecil dan sesampai di pintu, aku kaget karena mendapati Tante Lisa lagi meregang orgasmenya.

“Aaakkkhhh… ssshhh… ssshhh…” desah Tante Lisa, matanya mendelik merem melek.

Tampaknya vibrator mutiara itu masih bekerja, sehingga saat aku kencing, Lisa pun tidak melihatku.

“Boyyy…” sebuah panggilan lembut mengagetkan aku saat hendak meninggalkan kamar mandi itu.
“I… iii.. yaaa… Tan..?” sahutku agak kaget.
“Sini dooonggg..! Hangatin vagina Lisa dengan penis Kamu yang.., ookkhhh…” Tante Lisa terpekik saat vibrator itu ia cabut dari liang vaginanya.

Aku hampiri Tante Lisa di Bath tub itu dan aku baringkan tubuhku disana.

“Oh.., nikmat sekali mandi air hangat dikelonin tante seksi ini.” bisikku dalam hati.

Aku rengkuh lehernya dan kuberikan french kiss yang begitu mesra dan Tante Lisa pun membalas dengan ganas seluruh rongga mulutku, leher dan kadang puting susuku di hisapnya. Penisku yang terendam kehangatan air itu semakin maksimal saja. Selama tiga menit kami bercumbu, Tante Lisa nampaknya tidak dapat mengendalikan nafsunya.

“Mmmppphhh… oookkkhhh… setubuhi aku Boy..! Cepeeetthh..!” pinta Tante lisa sambil menggeliat seperti cacing kepanasan.
“Baik.. Lisss… Terima penisku yang panjaaanggg…” bisikku sambil memasukkan seluruh batang penisku pelan sekali.
“Oohhh… mmmppphhh… nikmatthh…” gumannya saat batang kejantananku mili per mili mulai menjejali rongga rahimnya.
“Kocokkhh.. yaacchhh… terussshhh… aaakhh… nimat bangeettthh..!” serunya ketika aku mulai mengosok-gosok pelan penisku.

Aku keluarkan kira-kira empat senti, lalu kukocok lima atau enam kali dengan cepat dan kusodokkan dalam-dalam pada kocokan ke tujuh. Rupanya usahaku tidak sia-sia untuk menstimulasi G-spot-nya.

“Aaakkkhhh… ooohhh… nimatthhnyaa… oookkkhhh Godd..!” teriaknya mengawali detik-detik orgasmenya.

10 detik kemudian,

“Nnggghhh… aaakkkhhh… sshhhfff… ookkkhhh… Boyy… kocokk… lebih intens lagi Yannk..!” jerit Tante Lisa diiringi geliat liar tubuh indahnya.

Payudaranya diremas-remasnya sendiri, sementara aku tetap berpegangan pada sisi bathtub sambil mengocok lembut vaginanya.

“Akkhh…” teriakku pelan saat Tante Lisa menggigit pundakku karena aku masih saja mengocok penisku di vaginanya.
Rupanya Lisa sudah mulai ngilu.

Aku memeras tegang otot lenganku dan Tante Lisa sepertinya minta time out untuk mengatur nafas dan menghilangkan kengiluan di liang sengamanya. Aku meraih lehernya, lalu aku berdiri pada dua lututku dan Tante Lisa diam mengikuti apa yang akan kulakukan.

Aku memondong Lisa dan tetap menjaga penisku tertanam dalam-dalam di vagina Tante Lisa yang mengapit kedua tungakainya ke pinggangku. Kami menghampiri Inneke yang juga lagi meregang orgasmenya dan Inneke tampaknya lebih liar dari pada Lisa, mungkin karena pengaruh XTC dan suasana yang penuh hawa birahi itu.


“Aaaoookkkhhh… ssshhh… aaakkkhhh… aaakkkhhh…” jerit Inneke keras sambil menghujam-hujamkan kedua jari kanannya.

Sementara tangan kirinya meremas dan memilin payudaranya dan sesekali ditekan serta diputar. Aku terkesima sejenak dengan pemandangan yang diciptakan Inneke itu dan aku mebayangkan akan lebih histeris lagi pasti jika yang keluar masuk itu adalah 15 cm penis kebanggaanku.

“Booyy… ayyyoook terusinn..!” pinta Tante Lisa diiringi goyangan lembut pinggulnya.

Ia tampaknya mulai bergairah kembali setelah melihat Inneke yang begitu histeris dan aku pun demikian ketika penisku hampir mengendor di Vagina Lisa. Aku maju selangkah dan mendudukkan Tante Lisa dari arah belakang sofa. Aku sendiri mengambil posisi berdiri untuk memudahkan eksplorasiku. Di lain pihak, Inneke yang sudah mengakhiri masturbasinya itu mengetahui kehadirna kami dan mengambil tempat di belakang Tante Lisa.

“Ookkhhh… Terusin Keee..!” pinta Tante Lisa saat Inneke menyibakkan rambutnya dan mulai mencumbui leher Tante Lisa.

Tidak ketinggalan, kedua telapak tangan Inneke menggoyang, memutar puting dan kadang-kadang dipilin lembut. Aku sepertinya merasakan apa yang Tante Lisa rasakan, darahnya mulai hangat, birahinya sudah memanas. Tubuh lisa bagaikan daging burger di antara aku dan Inneke, pinggulnya masih aktif menggoyang-goyang, kadang menghentak-hentak lembut.

“Oooaaakkkhhh… nngghhh… ohhhh… nngghhh… Kocok terushh… yaaa… iyaa… terusss..!” desah Tante

Lisa keras saat aku tepat menstimulasi G-Spot-nya.

Nafasnya tersengal-sengal disela-sela lenguhan-lenguhan panjangnya, tubuh Tante Lisa menggeliat-geliat liar.
Inneke masih aktif membantu Tante Lisa menggapai surgawinya, kecupan-kecupan di belakang tubuh, leher, pinggang dan tiba-tiba Tante Lisa melenguh panjang diiringi percepatan hentakan pinggulnya. Aku semakin penasaran saja apakah yang dilakukan Inneke hingga Tante Lisa tampak lebih histeris lagi dari yang tadi.

Kuraba raba punggung Lisa sambil kukulum mesra bibirnya, tanganku mulai turun ke arah pantatnya, kutekan kedua sisi bokongnya yang padat itu dan kuulir-ulir. Berawal dari situlah aku tahu rupanya telunjuk dan bibir Inneke memainkan peran di lubang anus Tante Lisa, telunjuknya yang berlumur vaselin itu keluar masuk lembut di vagina Tante Lisa.

“Oookkhhghh… Goddhh… Ke… truuusss… Yanng… oookkhhh, kontholll… akkhhh… sshhh…” ceracau

Tante Lisa tidak beraturan, menjemput ambang orgasmenya.

Kedua lubang Tante Lisa terasa pejal dan hangat. Aku malah semakin terangsang oleh imajinasiku sendiri, aku lantas memeluk erat-erat Tante Lisa saat ia mulai mengencangkan lingkaran tangannya di tubuhku. Darahku juga mulai bergerak cepat menuju ke ujung syaraf di kepalaku, kupingku tidak lagi menghiraukan lenguhan dan desahan-desahan Tante Lisa.

“Oookkkhhh… Lissshhh… nikmathhh… vaginamu… Akkhhh..!” desahku saat birahiku kurasakan menjalar di seluruh tubuhku.
“Booyyy… Akuuu… mmmhhh… mauuu…” seru Tante Lisa menyambut orgasmenya.

Tubuhnya menegang, wajahnya merah merona, menambah cantiknya Tante kesepian ini, sementara bibirnya terkatup rapat.

“Sssebentar… Lissss… Kita keluar bareng…” bisikku yang kuiringi tempo kocokanku secara maksimal, yaitu kukeluarkan hampir sepanjang batangnya dan kubenamkan dalam-dalam di rahimnya.

Rupanya darahku tidak bertahan lama di syaraf-syarafku, hingga berdesir kencang meluncur melalui seluruh nadiku dan bermuara pada sebuah daging pejal di selangkanganku.

“Lisss… Aku nyammmppaaiii… uuaaakkkhhh… aaakkhhh.., aakhhh..,” desahku sambi memutar-mutar penisku yang tertanam maksimal di vagina Tante Lisa, sehingga rambut-rambutku yang disana juga menggelitik klitoris Tante Lisa.
“Sseerrr… serrr…” kurasakan cairan Tante Lisa mendahului orgasmeku, dan seditik kemudian, aku dan Lisa meregang nikmat.

Kami menjerit-jerit sensasional dan tidak khawatir orang lain mendengarnya. Tante Lisa histeris seperti orang kesetanan ketika telunjuk Inneke juga mempercepat kocokan di anusnya.

“Aaakkkhhhggh…” desah kami bersamaan mengakhiri nikmat yang tiada tara tadi dan juga baru kurasakan seumur hidupku.

Maniku meleleh di sela-sela pejalnya bnatang kejantananku yang masih manancap dalam di rahim Tante Lisa. Inneke tampaknya puas dengan hasil kerjanya, lalu ia memeluk Tante Lisa erat dan berbisik,

“Enak khan Tannn..?”

Tante Lisa sendiri sudah lemas dan terkulai di atara aku dan Inneke, aku mengecup mesra Tante Lisa dan beralih kepada Inneke untuk memberikan stimulan birahi dalam dirinya yang juga mulai mendidih.

Kedua wanita itu memang hebat, yang tua histeris dan mampu menguasai diri dan yang muda histeris juga dan menuruti jiwa mudanya yang bergejolak. Tante Lisa tampaknya tidak dapat menahan rasa di tubuhnya, sehingga lunglai lemas tidak bertenaga. Inneke lantas membimbingnya melepas gigitan vaginanya dari penisku yang mulai mengendor ke arah ujung sofa untuk beristirahat. Kulihat wajah Tante Lisa amat puas bercampur dengan letih, akan tetapi semua beban birahinya yang tertahan selama dua minggu meledak lah sudah.

“Ooookkkhh… sssshh…” desis Tante Lisa saat penisku kutarik pelan dari gigitan vaginanya.

Aku melangkahi sofa dan duduk di sandarannya, lalu kubuka kedua pahaku. Tampaklah oleh Inneke sebuah meriam yang berlumur sperma masih setengah tegak.

“Oookkkhhh… gellliii… ssshhh… terusssss… Keee..!” pintaku pada Inneke saat ia mulai mengulum penisku dan hampir semuanya terkulum di mulutnya yang sedikit lebar namun seksi.
“Oaaakhhh…. aaakkkhh… sshhhssshshh…” desisku saat aku mulai merasakan lagi denyutan penisku di mulutnya.

Inneke masih menghisap habis seluruh sperma yang tersisa dan kocokkannya semakin cepat, hingga kedua kakiku bergetar menahan ngilu bercampur nikmat.

“Oookkkhhh… terusss… hisappphh Sayy..!” pintaku sambil mendorong kepala Inneke untuk melakukan lebih dalam lagi.
“Oooouakghh.. Plop…” tiba-tiba mulut Inneke melepas kulumannya dan langsung berdiri menjilat leher dan kedua telingaku bergantian.
“Aku ingin di whirpool Sayy..!” bisik Inneke.

Whirpool itu sendiri sudah dilengkapi semacam sofa untuk berbaring, sehingga jika berbaring di situ, maka mulai dada sampai kaki akan terendam air hangat bercampur semburan air di sisi-sisi kolamnya. Aku merebahkan Inneke disana dan memulai percumbuan kami, tubuh kami terasa hangat dan seperti di pijat-pijat, sehingga penisku yang sempat layu mulai menegang kembali. Inneke tampak menikmati sensasi ini dan aku tahu bahwa Inneke akan menginginkan melodi yang berbeda dengan Lisa.

“Masss… sshh… oookkkkhh… masukin Aku… oookkhhh… mmmppphh…” pinta Inneke sambil membuka pahanya lebar-lebar.

Sejenak aku memainkan kehangatan air, kuayun-ayun tanganku di dalam air ke arah vagina Inneke yang membuatnya segera menarik tubuhku untuk menaikinya. Kami memang sudah diselimuti nafsu sehingga rasanya pemanasan Inneke melihat orgasme dari Tante Lisa sudah lebih dari cukup. Tubuh kami hangat oleh air dan kehangatan dari pasangan kami serta semburan-semburan air dari sela-sela kolam membuat kami semakin terbuai jauh ke awang-awang.www.kiukiudomino.me

“Blesss…” 10 cm dari penisku mulai menjejali vagina Ineke diiringi desahan, “Aaakkkkhhh… mmmppph…” guman Inneke yang membuat Tante Lisa tersadar dan menyusul kami di kolam.

Kuhentakkan pelan, sehingga seluruh penisku mendesak dinding-dinding vaginanya yang terasa lebih perat dan berdenyut. Lisa mengambil posisi memangku kepala Inneke di paha kanannya dan membelai lembut kening Inneke.

“Aaawww… oookkkhhh… gelli… Masssh…” teriak Inneke saat aku memainkan otot lelakiku di leher rahimnya.
“Masss… dikocok pelaannn… yacch..!” pintanya sambil membelai rambutku, membuatku jadi teringat saat-saat romantis dengan pacar-pacarku dulu.

Aku mengangguk dan kuikuti apa yang Inneke mau, lalu kukocok perlahan dengan cara sepuluh senti aku kocok lima atau enam kali dan kubenamkan dalam-dalam, lalu kuputar pada kocokan ke-7. Cara ini efektif untuk menstimulasi G-Spot seorang wanita.

Kurang lebih lima menit kemudian, Inneke mengangkat kepalanya dan mendaratkan ciuman bertubi-tubi di mulut dan leherku bergantian. Tubuhnya sedikit menegang dan lebih hangat kurasa, lalu aku memberi isyarat Tante Lisa untuk menyingkir ke arah bagian belakang kami.

“Ooookhhh… Massshh.. aaakuuu… hammmppirr..!” bisik Inneke saat aku mulai menaikkan ritme kocokanku.
“Tahan Ke..!” pintaku, lalu aku memberi isyarat kepada Tante Lisa lagi.
“Akkkhhhgghhh… ssshhh… mmmpppphh…” desahku dan Inneke bersamaan saat telunjuk Tante Lisa mulai memasuki lubang pantatku dan anusnya Inneke.

Rasanya hangat mengelitik, apalagi jika di kocokkan di kedalaman anusku dan aku bisa membayangkan sensasi yang dialami Inneke. Pasti akan terasa pejal dan nikmat serta sensasional pada kedua lubangnya.

“Oookkkhhh… Taaan… aaaakk.. kuuu tak kuuu..atthh…” teriak Inneke mulai mengawali detik-detik orgasmenya.

Para netters yang budiman, sudah bisa diduga, kami pun terbuai dengan alunan sensai jari Tante Lisa dan hisapan vagina Inneke bersamaan. Demikian pula Inneke. Panasnya penisku dan gelitik telunjuk Tante Lisa membuatnya lupa daratan.

“Aaaggghhh… oookkkhhh… oookkkhhh… aaakkkhhhg… mmmm.. ssshshhh.. awww… ssshhh…” ceracauku dan Inneke tidak beraturan.www.kiukiudomino.me

Dan kurang lebih sepuluh detik kemudian, aku dan Inneke meregang birahi yang dikenal dengan nama orgasmus secara bersamaan. Aku memancarkan spermaku. Terasa lebih banyak dari pada dengan Tante Lisa dan aku juga merasakan aliran mani Inneke dari rahimnya. Aku menghempaskan tubuhku ke samping Inneke dan Tante Lisa mengambil tempat di sisi lainnya.

Hangat tubuh mereka dan kami becumbu seolah tiada hari esok. Kami lanjutkan tidur mesra diapit dua tubuh sintal nan hangat berselimutkan sutra lembut. Dan saat salah satu dari kami terjaga, kami mengulanginya lagi hingga spermaku betul-betul terasa kering.

Minggu siang, kami baru terbangun, lantas kami mandi bersama dan kemudian sarapan pagi. Kami meluncur ke Surabaya dan janji akan kencan lagi entah dengan Tante Lisa ataupun Inneke atau kadang mereka minta barengan lagi.

Aku akhirnya terlibat kisah asmara yang penuh birahi, namun aku puas karena dapat melampiaskan nafsuku yang meletup-letup itu. Beberapa kali aku ditawari dan berkencan dengan teman Tante Lisa dan kadang ada yang aku tolak, karena prinsipku bukan jual cinta seperti gigolo, akan tetapi sebuah prinsip petualangan.kiukiudomino


Tamat

Kini Telah Hadir Permainan Games KiuKiuDomino Terbaru Dan juga seru, Games Judi Online Yang Terpecaya Dan Menguntungkan Pada Saat Ini...
Kami Agen Yang Bergabung langsung Dengan Agen pokerV

kiukiudomino

Ayo Segera Bergabung Dengan kami @Kiukiudomino Me
Cukup 1 ID Anda Sudah Bisa Memainkan 7 Game.


Dan Nikmati Promo Bonus Special yang ada di @KiuKiuDomino me | Agen Domino Terbaik.

- Promo Bonus TurnOver 0,3% Yang dihitung per-minggu dan di bagikan Setiap Hari Selasa

- Bonus Refferal 20% Sampai Seumur Hidup

- Bonus Jackpot Sampai Ratusan Juta Rupiah

Daftarkan Sekarang Juga Di hanya ada Link Berikut ini.... http://kiukiiudomino.co.nf

Untuk info lebih lanjutnya lagi, hubungi kami melalui yang ada di bawah ini ...


Pin BB : D883CE84

whats App : +66616873136

Line : kiukiudomino
Skype: KiukiuDomino
Wechat: kiukiudomino
Fecebook: KiuKiuDomino

Link Alternatif Kami : 

Anjingku Jadi Penggati Kekasihku

                                         Anjingku Jadi Penggati Kekasihku Namaku Florence serta saat ini saya tengah ada di Roma, It...